TUHAN DI NEGERIKU

Oleh: A.A. Navis

 

Di negeriku,

Semertanya orang percaya bahwa

sifat Tuhan ada dua puluh

tapi itu masih terasa kurang

maunya lebih banyak dari itu.

 

Di negeriku,

Orang bisa jadi berarti

karena ada peluang

untuk jadi petinggi

pengusaha atau pejuang.

 

Di negeriku,

Peluang itu adalah rahmat

yang diperoleh oleh keakraban

kiri kanan dan muka belakang

dalam persahabatan dan persaudaraan.

 

Di negeriku,

Persahabatan dan persaudaraan

adalah segala-galanya

sama menghalalkan segala cara

demi perjuangan demi masa depan.

 

Di negeriku,

Masa depan tidak terjamin

karenanya orang perlu punya tuhan

yang bersifat dua puluh plus sekian

agar amanah tetap bertahan.

 

Di negeriku,

Sifat Tuhan yang dua puluh

diyakini orang di luar kalbu

yang mengalir bersama peluh

oleh sengatan matahari berdebu.

 

Di negeriku,

Sifat Tuhan mengalir bersama keringat

tinggal tersisa yang tak teringat

untung ada fatwa yang mengancam

pendosa dihumbalang ke neraka jahanam.

 

Di negeriku,

Fatwa adalah sabda tak terbagi

para khalifah tuhan di bumi

sama dengan Firman-Mu

tanpa bandingan.

 

Di negeriku,

Menurut fatwa neraka itu siksa api

bagi pendosa tiada berampun di bumi

amuk dan bunuh, siksa dan habisi

siapa saja yang dibenci.

 

Di negeriku,

api bisa disulut jadi bencana

namun arahnya dapat terkendali

tergantung pada makna seribu dusta

khalifah tuhan di bumi ini.

 

Di negeriku,

Sifat Tuhan yang dua puluh

telah luluh bersama peluh

mereka yang dihasut jadi perusuh

biasa menangguk di air keruh

Entah dia siapa

Siapa saja dia.

 

Di negeriku,

Negeri yang subur, indah dan permai

lautnya berlimpah ikan

hutannya berlimpah satwa

tanahnya bertimbun esdea.

 

Di negeriku,

Buminya berlimpahan segala

mestinya tak ada yang mati

oleh lapar dan dahaga

meski penduduknya berjuta.

 

Di negeriku

Waktu bekerja tak keluar keringat

tapi deras mengucur bila makan nikmat

tak perlu cerdas berilmu

bila itu kejujuran dituntut.

 

Di negeriku,

Perlu cerdik yang lihai

jika mencuri orang tak kehilangan

jika menipu orang tak rugi

jika memberi sedikit tapi

jika menerima tak berhingga.

 

Di negeriku,

Orang tahu bahwa Tuhan Maha Tahu

siapa peduli karena masih ada pintu

untuk tobat sebelum mati

untuk mendapat sorga di akhirat nanti

setelah kenyang di bumi pertiwi.

 

Padang, 12. 07. 00.