ANAK I
Oleh: A.A. Navis
Dari jendela sempit mataku menatap
dinding Mesjidil Haram yang agung
di siang yang dibakar matahari.
Karena tahu di baliknya Kaabah berada setelah
berkali-kali jantung bergetar
—Luar biasa— kata hati
untuk kedua kalinya aku bisa di sana.
Dari jendela sempit mataku menjalar
ke pelataran luas berlapis granit
begitu sepi
di siang yang dibakar matahari.
Satu-satu orang berjalan menekur
dari seluruh penjuru menuju gerbang
begitu teguh
menjelang azan zuhur berkumandang.
Tiba-tiba seorang anak berjubah putih
melintas di bawah jendela kamarku
begitu kecil
melangkah tenang menuju gerbang.
Jantungku berdenyut
akalku bergasing
jiwaku berseru
- Jika sekecil itu sudah begitu
betapa nanti dunia yang digelutinya
akankah sesuai Ilahi? –
Mekah, 06. 10.97
Leave A Comment