YANG SILAM
DAN YANG BAKAL
Oleh: A.A. Navis
Bintang terakhir buru-buru
sembunyi diri ke balik gabak
tinggallah malam dalam kelam
pekam membuta segala mata.
Desiran ganas badai meniup deras
bawa hujan meluapi telaga
bakok dan limbat hanyut bersama.
Pancaran kilat sekejap
bikin hati kian kecut
tak siap pada kejutan pada petir bergetar.
Derak derik pondok lapuk
serta getaran pohon tua patah tumbang
meningkah lagu seram keluar irama.
Anjing penjaga dan pucuk eru di ranting
sama meringis ketakutan minta ampun
pasrah bertobat lupa berdoa.
Dalam selingkar dinding baja tebal
dipencilkan segala, selain menunggu
hanya denyut nadi beri tanda
malam tambah larut, fajar bakal menyingsing.
Akan berkicaukah murai nanti
menyambut fajar baru dengan ceria
atau bernyanyi sedih oleh kehilangan
darah pada dahan pohon tua yang patah?
22.07. 1950
Leave A Comment