ANAK II

Oleh: A.A. Navis

 

Tiba-tiba mobil yang aku tumpangi terhenti

lalu merangkak

berhenti lagi

berulang kali.

 

Ribuan mobil terhenti

macet di jalan ibu kota bangsa

semua klakson memekak beringas

semua knalpot membuang asap keruh

semua sopir mencaci-maki

semua orang mengutuk penguasa.

 

Anak laki-laki menggoyang giring-giring

di mana-mana ada

mendekat jendela mobil yang rapat tertutup

menadah tangan ke arah penompang

juga padaku

dengan mata yang aku kenal

ada di mana-mana.

 

Ketika aku membuka jendela

semua orang mencegah

– Jangan buka. Polusi – kata saudaraku

– Awas penodong – kata sopir yang keponakanku.

 

Mobil mulai merangkak lalu berhenti lagi

seorang perempuan menggendong bayi

meliuk-liuk menyeberang jalan

melintas deretan mobil bergerak pelan

pun dia dicaci maki – Hai, kamu mau mati? –

 

Anganku melayang jauh

ke balik fatamorgana ibu kota raya

– jika anak sekecil itu sudah begitu

di tengah umat Muhammad abad dua puluh satu

apa arti azan menggema

di ratusan menara tinggi ibukota? –

 

Jakarta 02.05. OO